1. Glacier National Park, Amerika Serikat
Sebuah taman nasional yang terletak di negara bagian AS Montana, di Kanada-Amerika Serikat perbatasan dengan provinsi Kanada Alberta dan British Columbia. Glacier National Park mencakup lebih dari 1 juta hektar dan termasuk bagian dari dua pegunungan (sub-rentang Pegunungan Rocky), lebih dari 130 danau bernama, lebih dari 1.000 spesies tanaman yang berbeda dan ratusan spesies hewan. Ekosistem ini murni luas adalah pusat dari apa yang telah disebut sebagai "Mahkota Ekosistem Benua", sebuah wilayah lahan yang dilindungi mencakup 16.000 mil persegi.
Mayoritas area taman ini adalah pegunungan berselimut salju yang terbentuk dari gletser pada zaman es jutaan tahun lalu. Daerah pegunungan ini telah kehilangan setidaknya 82 persen gletser sejak seabad terakhir. Dengan adanya peningkatan suhu global yang signifikan, diperkirakan seluruh gletser di Glacier National Park akan mencair kurang dari 20 tahun mendatang. Tentu saja hal ini akan mengganggu keseimbangan ekosistem di sana. Setidaknya ada 260 spesies burung, 1132 jenis tanaman, dan 62 spesies mamalia yang kehidupannya terancam dengan rusaknya lingkungan Glacier National Park.
2. Segitiga Terumbu Karang
Coral Triangle atau Segitiga Terumbu Karang adalah istilah geografis untuk perairan di Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor Leste yang kaya akan terumbu karang. Perairan ini merupakan rumah bagi berbagai spesies biota laut tropis. Setidaknya ada 600 spesies terumbu karang yang hidup di perairan ini. Dan jumlah itu sudah meliputi sekitar 75 persen dari total spesies terumbu karang yang ada di dunia.
Diperkirakan lebih dari 3000 spesies ikan laut juga hidup di wilayah perairan ini. Kelestarian wilayah perairan ini berada dalam status yang membahayakan karena adanya eksploitasi hasil laut besar-besaran dan tak bertanggungjwab yang mengakibatkan berkurangnya populasi hewan laut. Belum lagi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah dari sungai yang mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.
3. Laut Mati
Sebuah danau yang membujur di daerah antara Israel, Daerah Otoritas Palestina dan Yordania. Laut Mati berada 417,5 meter di bawah permukaan laut, merupakan titik terendah di permukaan bumi. Tempat yang satu ini dikenal sebagai danau dengan kadar garam paling tinggi di dunia sekaligus titik terendah di permukaan bumi karena letaknya yang 400 meter lebih rendah daripada permukaan laut. Danau yang terletak di perbatasan Yordania dan Palestina ini menjadi tujuan para turis dari berbagai belahan dunia setiap tahunnya karena fenomena unik yang ditawarkannya. Kadar garam yang tinggi dalam air Laut Mati menyebabkan benda-benda yang dilemparkan ke sana mengapung.
Uniknya, orang yang tidak bisa berenang sekalipun bisa merasakan sensasi mengambang tanpa susah payah di air danau ini. Lumpur di Laut Mati konon juga mengandung banyak senyawa mineral yang bermanfaat untuk menjadikan kulit cantik dan mengobati berbagai penyakit. Namun keberadaan danau unik ini ternyata mengalami ancaman serius. Air di danau ini mulai mengering, terhitung sejak dua dekade belakangan. Dengan adanya global warming, penurunan level permukaan air di Laut Mati menjadi semakin cepat dari hari ke hari. Sekarang luas danau itu sudah menyusut sedemikian rupa, menyisakan dataran tandus dan lubang-lubang runtuhan (sinkhole) yang membahayakan. Jika tidak ditangani dengan serius, diperkirakan 50 tahun lagi danau garam ini akan benar-benar mengering tak bersisa.
4. Madagaskar
Negara pulau di Samudra Hindia, lepas pesisir timur Afrika. Pulau Madagaskar adalah pulau terbesar keempat di dunia.Pulau terbesar keempat di dunia ini dikenal sebagai surga tropis dengan keindahan alamnya yang liar dan eksotis. Pulau ini memiliki kondisi alam yang unik. Letaknya terpisah dari lempeng benua utama Afrika, karena dulunya merupakan patahan dari jazirah India. Oleh sebab itu keanekaragaman flora dan fauna di sana sangat khas, sulit ditemukan di negara lain. Hampir sama seperti empat tempat sebelumnya, pulau ini juga terancam keberadaannya.
Diperkirakan sekarang ini, dari 120.000 mil hutan di Madagaskar yang tersisa hanya 20.000 mil saja. Hutan Madagaskar rusak karena aktivitas illegal logging, pembakaran hutan untuk pembuatan lahan, dan perburuan ilegal. Tindakan konservasi yang digalakkan pemerintah setempat pun hanya mencakup setidaknya 5 persen dari keseluruhan area yang seharusnya dilindungi. Karena itulah diperkirakan hutan Madagaskar beserta flora dan fauna unik yang menggantungkan hidupnya pada kelestarian hutan ini akan musnah 35 tahun mendatang.
5. Pegunungan Himalaya
Himalaya merupakan sebuah barisan pegunungan di Asia, yang memisahkan anak benua India dari Dataran Tibet. Himalaya adalah tempat gunung-gunung tertinggi di dunia, misalnya Gunung Everest dan Kanchenjunga, berada. Atau dengan kata lain, Pegunungan Himalaya sesungguhnya adalah dataran tinggi yang terdiri dari barisan pegunungan yang terbentang di benua Asia. Rangkaian pegunungan ini memisahkan jazirah India dan wilayah Tibet. Beberapa gunung tertinggi di dunia bertempat di sini, antara lain Gunung Everest dan Kanchenjunga. Pegunungan ini juga merupakan rumah bagi 163 spesies fauna yang kelangsungan hidupnya menuai status membahayakan. Pegunungan Himalaya, terutama bagian timur, mengalami penurunan luas wilayah hutan akibat peningkatan luas wilayah pemukiman dan aktivitas eksploitasi secara besar-besaran. Puncak-puncaknya yang senantiasa tertutup salju kini sudah mulai kehilangan keasliannya. Hilangnya salju di gunung ini nantinya akan ikut merubah kondisi alam di sana dan spesies flora dan fauna yang menjadikan Himalaya sebagai habitatnya.
6. Great Barrier Reef, Australia
Great Barrier Reef atau Karang Penghalang Besar adalah kumpulan terumbu karang terbesar dunia yang terdiri dari kurang lebih 3.000 karang dan 900 pulau, yang membentang sepanjang 2.600 kilometer. Karang ini berlokasi di Laut Koral, lepas pantai Queensland di timur laut Australia. Karang Penghalang Besar atau Great Barrier Reef Australia adalah formasi karang yang terbentuk dari kumpulan terumbu karang terbesar dunia. Perairan di sekitarnya merupakan salah satu lokasi penyelaman terbaik di dunia, dengan pemandangan bawah laut yang cantik dan kaya akan berbagai biota laut.
Karena keindahan dan kekayaan alamnya itulah tempat ini dinobatkan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1981. Namun sayangnya keindahan batu karang raksasa yang terbentuk dari jutaan mikroorganisme polip koral ini terancam kerusakan. Pencemaran air, peningkatan suhu air laut, serta eksploitasi kekayaan laut secara besar-besaran menyebabkan coral bleaching (hilangnya warna karang karena kematian organisme). Intergovernmental Panel on Climate Change memperkirakan kalau Great Barrier Reef akan musnah terhitung 40 tahun dari sekarang, diikuti dengan rusaknya ekosistem laut di sekitarnya.
7. Venesia, Italia
Siapa sih orangnya yang tak kenal dengan kota yang satu ini? Venesia adalah ibu kota regione Veneto dan Provinsi Venesia di Italia. Kota ini memiliki luas wilayah 412 kilometer persegi dan populasi 271.663 jiwa. Republik Venesia berdiri di kota ini dari abad ke-9 hingga ke-18. Kota kanal di Italia ini yang dikenal sebagai salah satu lokasi wisata dengan pemandangan paling indah. Kota ini dikenal pula dengan nama 'kota apung', karena gedung-gedung dan pemukiman di kota ini didirikan di atas perairan.
Bisa jadi Anda sudah pernah mendengar tentang berita yang mengabarkan kalau kota ini tenggelam satu sampai dua milimeter setiap tahunnya. Peningkatan level permukaan air laut yang terjadi di seluruh dunia turut mengancam keberadaan kota kanal ini. Peningkatan volume air di sekitar Venesia juga membahayakan bagi fondasi gedung-gedung yang terhubung satu sama lain. Menurut perhitungan kasar, kota ini akan benar-benar tenggelam di bawah air laut 70 tahun mendatang. Karena itulah banyak pihak yang mendesak pemerintah Venesia untuk menanggapi masalah ini dan segera menemukan solusi terbaik untuk menyelamatkan Venesia.
0 komentar:
Posting Komentar